TribunKSN - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menuturkan tak bisa menentukan dengan pasti kapan vaksin virus corona (Covid-19) bisa selesai dikembangkan.

Kepala teknis tim tanggap corona WHO, Dr. Maria Van Kerkhove, mengatakan pengembangan vaksin membutuhkan proses yang sangat detail dan waktu yang tak sebentar.

"Kita telah melihat komunitas global bekerja sama memerangi virus ini. Pabrik manufaktur, pemimpin negara, ilmuwan, untuk mempercepat pengembangan vaksin. Semua orang ingin tahu secara pasti berapa lama ini akan berlangsung," kata Van Kerkhove dalam CNN's Global Town Hall pada Kamis (14/5).

"Kami tidak bisa memberikan jawaban soal ini karena (pengembangan vaksin) ini membutuhkan waktu untuk diteliti dan memasuki proses uji coba untuk melihat apakah ini aman dan efektif digunakan," paparnya menambahkan.

Dalam diskusi itu, Van Kerkhove juga menegaskan seluruh pihak di dunia harus memiliki akses yang sama dan adil terhadap vaksin ketika sudah ditemukan.

Menurutnya, akses yang adil terhadap vaksin merupakan kunci mencapai kondisi stabil untuk menekan transmisi virus corona di dunia sehingga masyarakat global bisa kembali menjalani kehidupan sehari-hari.

"Kita perlu memastikan bahwa vaksin bisa diakses oleh semua orang di planet ini. Jadi virus ini akan ada bersama kita sehingga kita perlu menemukan cara untuk mencapai kondisi stabil di mana kita dapat menekan transmisi secara cukup dan kembali menjalani kehidupan sehari-hari," ujar Van Kerkhove.

Sejauh ini WHO menuturkan ada 110 jenis vaksin corona yang tengah dikembangkan berbagai lembaga dan negara di seluruh dunia. Dari ratusan vaksin itu, 8 di antaranya tengah menjalani evaluasi klinis.

Presiden Donald Trump menuturkan AS tengah memulai upaya mengembangkan vaksin dalam waktu singkat. Operasi pengembangan vaksin itu dinamai "Operation Warp Speed".

Para ilmuwan AS berencana menguji kandidat vaksin terhadap ribuan orang mulai musim panas ini dengan menggunakan dua metode.

Metode pertama yakni melibatkan setiap perusahaan yang bekerja secara independen dalam mengembangkan penelitian vaksinnya masing-masing. Metode kedua yakni melibatkan pengembang vaksin yang bekerj dalam satu proyek percobaan besar.

Metode kedua disebut belum pernah dilakukan sebelumnya oleh AS dalam mengembangkan vaksin.