TribunKSN - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menyatakan segera melonggarkan penguncian wilayah (lockdown), tetapi memperingatkan para penduduk yang ingin kembali bekerja untuk tetap waspada supaya tidak memicu gelombang kedua virus corona (Covid-19).

Seperti dilansir Associated Press, Selasa (12/5), Duterte mengatakan pemerintah akan menentukan daerah mana yang mengakhiri atau tetap menjalankan lockdown berdasarkan skala dan kecepatan infeksi.

Lockdown yang diberlakukan di Filipina akan berakhir pada Jumat (15/5) pekan ini.

"Jangan main-main dengan COVID," kata Duterte dalam pidato yang disiarkan di stasiun televisi.

Perekonomian Filipina dilaporkan berkontraksi pada paruh pertama 2020. Menurut data Kementerian Keuangan Filipina, 1.5 juta penduduk di Pulau Luzon menganggur akibat lockdown.

Pulau Luzon, yang di dalamnya termasuk ibu kota Manila, adalah kawasan yang paling padat penduduk di Filipina.

Sampai saat ini tercatat ada lebih dari 11 ribu kasus infeksi virus corona di Filipina, dengan 726 orang meninggal. Namun, sampai saat ini mereka baru melakukan pemeriksaan terhadap 158 ribu orang, yang dinilai semakin menyulitkan pelacakan dan prediksi persebaran virus corona.

Duterte juga akan memperpanjang masa lockdown selama sembilan pekan di sejumlah kawasan, untuk menekan penyebaran virus corona.

Lockdown yang diterapkan di seluruh kota besar di Filipina mewajibkan penduduk untuk sementara berdiam di rumah, menjaga jarak ketika terpaksa bepergian, menghentikan sementara transportasi umum, melarang kedatangan warga asing, melarang penduduk berolahraga di luar ruangan, dan hanya membolehkan pekerja di sektor tertentu tetap berkegiatan.

Filipina adalah salah satu negara yang paling awal melarang penerbangan dari dan menuju China, setelah wabah itu merebak di Kota Wuhan. Mereka juga negara yang paling mula memberlakukan karantina di rumah setelah China dan Italia.