TribunKSN - Filipina timur dihantam badai dahsyat pada hari ini, Kamis (14/5) di tengah upaya memerangi pandemi virus corona. Ribuan orang dilaporkan kesulitan untuk dievakuasi di tengah upaya untuk menghindari kepadatan di pusat .

Sekitar 200 ribu orang yang menghuni rumah semi permanen di daerah tepi pantai tersapu badai Vongfong.

Badai Vongfong berupa hujan deras disertai angin kencang merupakan yang pertama terjadi di Filipina di tahun ini. Badan Cuaca memperingatkan potensi kenaikan permukaan air laut yang terjadi sebagai imbas dari badai.

Mengutip Associated Press, Ketua Badan Cuaca Filipina Vicente Malano memperkirakan badai Vongfong akan mencapai daratan pada Kamis malam. Besar kemungkinan ibu kota Manila tidak terkena langsung badai Vongfong, namun hanya ada potensi angin kencang.

Badai Vongfong terakhir kali terlihat sekitar 230 kilometer dari Provinsi Samar Utara dengan kecepatan angin hingga 150 km per jam dan hembusan hingga 185 km/ jam.

Walikota Jipapad, Benjamin Ver mengaku menghadapi dilema menangani para pengungsi di tengah aturan untuk menghindarkan warga dari kerumunan. Ver memastikan telah memiliki pasokan masker yang memadai untuk digunakan oleh warga di tengah pandemi corona.

"Ini sangat rumit," ujar Ver merujuk pada upaya evakuasi ribuan warga sambil menghindari kepadatan di pusat penampungan korban bencana.

Sementara itu Gubernur Provinsi Samar Putih, Edwin Ongchuan mengatakan semua tempat penampungan darurat saat ini telah digunakan sebagai pusat karantina pasien Covid-19. Pihaknya berupaya menggunakan bangunan sekolah agar bisa menampung 80 ribu warga yang rumahnya berisiko terdampak badai Vongfong.

Secara geografis Jipapad merupakan salah satu kota di Provinsi Samar Timur yang rentan terhadap bencana banjir dan tanah longsor yang dikelilingi pegunungan dan diapit oleh dua sungai.