TribunKSN - Konflik antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan WHO terus memanas. Sejak Trump mengancam akan menyetop bantuan AS ke WHO karena menuding organisasi itu bias terhadap China saat pandemi virus corona, ketegangan tak pernah reda.

Kepada wartawan di Washington, Trump menegaskan akan mengerahkan seluruh pengaruhnya untuk menahan dana bagi WHO. Sejauh ini, AS memang menjadi pendonor terbesar organisasi kesehatan itu.

Trump benar-benar menyatakan menghentikan bantuan AS untuk WHO pada pertengahan April lalu.

Dia menyetop bantuan itu karena menganggap WHO tidak serius menanggapi wabah virus corona di China hingga akhirnya menyebar ke seluruh dunia. Dia meyakini WHO tidak transparan dalam memberikan informasi wabah Covid-19 yang menyebar pertama kali di kota Wuhan, China.

Bahkan, Trump tidak ikut ambil bagian dalam Sidang Majelis Kesehatan Dunia (WHA) yang sudah berlangsung sejak Senin (18/5) kemarin, di mana sidang tersebut diselenggarakan di tengah ketegangan AS dan China.

Dia menolak berpidato di depan forum secara telekonferensi di sidang itu.

"AS menyumbang US$450 juta per tahun kepada mereka (WHO). China menyumbang US$38 juta setiap tahun. Dan mereka adalah boneka China. Mereka China-sentris, kalau mau diperhalus. Mereka memberi kami saran yang sangat buruk. Mereka selalu salah dan malah berada di samping China," kata Trump dilansir dari AFP.

Secara terpisah, Menteri Kesehatan AS, Alex Azar, yang memberikan pidato telekonferensi di WHA menyatakan WHO gagal menangani wabah virus corona yang saat ini terus menyebar tidak terkendali.

Ketegangan itu dikhawatirkan dapat menggagalkan rencana sidang yang ditujukan untuk mengatasi pandemi Covid-19. Sidang yang digelar selama dua hari itu diharapkan hanya fokus membahas pandemi itu.

Pekan lalu, Trump mengancam akan memutuskan hubungan dengan China karena perannya dalam penyebaran Covid-19. Trump telah berulang kali menuduh tanpa bukti bahwa virus corona berasal dari laboratorium di China.

Trump mengklaim pemerintahannya mempunyai bukti bahwa virus corona adalah hasil rekayasa di laboratorium Institut Virologi Wuhan, China. Namun, China berkali-kali membantah dugaan tersebut.

Puncaknya pada Selasa (19/5) dalam sebuah cuitan di akun Twitter, Trump mengancam untuk menghentikan permanen dana untuk WHO, kecuali ada perbaikan substansif dalam tempo 30 hari ke depan di tengah upaya memerangi penyebaran virus corona.

Merespons gertakan Trump, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta untuk tidak mempolitisasi virus corona. Dia mengimbau persatuan global untuk memerangi pandemi ini.

Dalam sidang hari kedua WHA di Swiss, Ghebreyesus berjanji akan melakukan penyelidikan mandiri terkait tanggapan lembaga tersebut dalam menangani virus corona jika kondisinya sudah tepat.

Pernyataan tersebut sekaligus menanggapi resolusi yang diajukan sejumlah negara Afrika, Eropa, dan lainnya untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penanganan pandemi virus corona.

Tedros menyatakan Komisi Pemantau dan Penasihat Independen WHO sudah menerbitkan laporan soal penanganan pandemi virus corona setebal 11 halaman. Di dalamnya berisi rekomendasi terhadap sekretariat dan para negara anggota.



Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengajak seluruh negara di dunia untuk bersatu menghadapi pandemi virus corona.