TribunKSN - Seorang tentara Israel, Sersan Amit Ben-Yigal (21), tewas akibat dilempar batu ketika tengah mengejar seorang militan Palestina yang menjadi buronan di Kota Jenin, Tepi Barat, pada Selasa (12/5) pagi waktu setempat.

Seperti dilansir Associated Press, Amit saat itu sedang mengejar seorang buronan sebelum fajar di desa Yaabed. Ketika dalam perjalanan pulang, sebuah batu jatuh dilempar dari atas atap bangunan dan menghantam kepalanya.

Menurut juru bicara Angkatan Bersenjata Israel, Letkol. Jonathan Conricus, saat itu Amit mengenakan helm tempur, tetapi dia mengalami luka serius akibat lemparan batu tersebut dan dilarikan ke rumah sakit. Namun, nyawanya tidak dapat diselamatkan.

Pasukan Israel memang kerap menyerbu perkampungan warga Palestina di Tepi Barat dengan alasan mencari milisi yang menjadi buronan. Namun, baru kali ini seorang tentara meninggal dalam operasi tersebut.

Militer Israel kini dilaporkan tengah memburu pelaku pelemparan. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyampaikan ucapan duka cita kepada keluarga mendiang atas kejadian tersebut, dan berjanji akan menangkap pelaku.

Israel kerap menghadapi aksi penembakan, penikaman, dan tabrak lari dalam beberapa tahun terakhir. Sebagian besar dilakukan oleh penyerang tunggal tanpa hubungan yang jelas dengan kelompok bersenjata.

Hamas dan kelompok militan Palestina lainnya kerap memuji serangan itu, tetapi mereka menolak bertanggung jawab.

Operasi yang dilakukan Amit bertujuan menangkap empat warga Palestina yang buron setelah melempari kendaraan warga Israel, usai pasukan Zionis menghancurkan sebuah rumah penduduk Palestina yang dituduh menjadi dalang serangan bom di Tepi Barat tahun lalu.

Menurut Israel, seorang penduduk Palestina bernama Qassem Barghouti (22) meledakkan bom yang menewaskan seorang penduduk Israel, Rina Shnerb (17), serta melukai ayah dan saudara lelakinya di pemukiman Yahudi di wilayah Dolev.

Serangan terjadi sehari setelah pasukan Israel menghancurkan rumah seorang warga Palestina yang dituduh menjadi dalang ledakan bom di Tepi Barat tahun lalu.

Ketegangan di Timur Tengah saat ini semakin meningkat setelah Netanyahu dan lawan politiknya, Benny Gantz, sepakat untuk membentuk pemerintahan gabungan setelah berulang kali menggelar pemilihan umum.

Netanyahu yang akan dilantik pekan ini juga menyatakan bakal menunaikan janji kampanye, yakni mencaplok 30 persen kawasan Tepi Barat yang dikendalikan oleh Israel. Di kawasan tersebut saat ini berdiri sejumlah pemukiman penduduk Israel yang dinilai ilegal oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Jika berhasil mengambil alih kawasan tersebut, maka pemukiman itu akan masuk ke dalam wilayah kedaulatan Israel dan tidak akan bisa diganggu gugat. Gantz meminta Netanyahu mengajukan proposal pencaplokan pada 1 Juli mendatang.

Rencana itu didukung pemerintahan Amerika Serikat yang dipimpin Presiden Donald Trump. Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, dilaporkan akan melawat ke Israel besok untuk membahas rencana aneksasi tersebut.

Gesekan di Timur Tengah semakin meruncing setelah Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan meresmikan kedutaan besar AS di kota tersebut. Dia bahkan mendukung klaim Israel yang menguasai Dataran Tinggi Golan yang masih disengketakan dengan Suriah.

Bangsa Palestina mengklaim Tepi Barat adalah wilayah mereka. Namun, Israel berhasil mendudukinya sejak menang dalam perang 1967. Jika rencana pencaplokan itu tetap berjalan, maka pemerintahan Palestina mengancam tidak akan mau lagi berunding dan menutup opsi solusi dua negara.

Selain itu, jika Israel nekat mencaplok Tepi Barat dikhawatirkan akan memancing reaksi negatif dari dunia.